
Perceraian adalah proses hukum yang penuh dengan emosi, konflik, dan ketidakpastian. Di tengah situasi ini, kehadiran seorang pengacara perceraian menjadi sangat penting. Namun, bukan hanya soal keahlian hukum yang harus diperhatikan, tetapi juga etika profesi pengacara yang berhubungan langsung dengan hak-hak klien.
Banyak orang yang masih belum memahami bahwa sebagai klien, mereka memiliki hak-hak tertentu yang wajib dihormati oleh pengacara. Begitu pula, pengacara terikat dengan kode etik yang mengatur perilakunya dalam menangani kasus perceraian. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai etika pengacara perceraian dan hak-hak klien yang harus diketahui, agar proses perceraian bisa berjalan adil, profesional, dan bermartabat.
—
1. Mengapa Etika Penting dalam Perceraian?
Perceraian bukan hanya urusan hukum, melainkan juga menyangkut emosi, kehidupan anak, dan masa depan keluarga. Jika pengacara tidak memegang teguh etika, bisa muncul masalah baru:
Klien merasa ditipu atau dirugikan.
Rahasia rumah tangga terbongkar ke publik.
Proses perceraian menjadi lebih rumit karena konflik ditambah dengan perilaku pengacara.
Oleh karena itu, pengacara perceraian wajib menjunjung tinggi etika profesi hukum agar klien merasa aman, dihormati, dan dilindungi hak-haknya.
—
2. Landasan Etika Pengacara di Indonesia
Etika profesi pengacara di Indonesia diatur dalam:
Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI)
Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
Kedua regulasi ini mengatur bagaimana seorang pengacara harus bersikap dalam menjalankan tugas, baik kepada klien, rekan sesama pengacara, maupun aparat penegak hukum.
Prinsip dasar yang harus dijalankan pengacara antara lain:
Integritas → tidak menyalahgunakan kepercayaan klien.
Kerahasiaan → wajib menjaga semua informasi yang diperoleh dari klien.
Profesionalisme → bekerja sesuai hukum, bukan kepentingan pribadi.
Keadilan → memperjuangkan hak klien dengan cara yang benar.
—
3. Hak-Hak Klien yang Wajib Diketahui
Sebagai klien, Anda memiliki hak-hak tertentu yang tidak boleh dilanggar oleh pengacara. Berikut beberapa di antaranya:
a. Hak atas Kerahasiaan
Semua cerita, bukti, dan dokumen yang Anda berikan kepada pengacara wajib dijaga kerahasiaannya. Pengacara tidak boleh menyebarkan atau memanfaatkannya untuk kepentingan lain.
b. Hak atas Informasi yang Jelas
Klien berhak mengetahui:
Prosedur perceraian yang akan dijalani.
Estimasi biaya dan jangka waktu.
Risiko hukum yang mungkin muncul.
c. Hak atas Pendampingan Profesional
Pengacara harus mendampingi dengan sepenuh hati, bukan sekadar formalitas. Klien berhak mendapatkan pelayanan yang sesuai standar profesional.
d. Hak atas Kejujuran
Klien berhak mengetahui kenyataan apa adanya. Pengacara tidak boleh memberi janji kemenangan mutlak karena hasil akhir tetap ditentukan oleh hakim.
e. Hak atas Biaya yang Transparan
Honorarium pengacara harus dijelaskan sejak awal, termasuk rincian biaya perkara. Klien berhak menolak jika merasa tidak ada kejelasan soal biaya.
f. Hak untuk Menghentikan Kuasa
Jika merasa pengacara tidak bekerja sesuai etika, klien berhak mencabut kuasa hukum dan mencari pengacara lain.
—
4. Bentuk Etika yang Harus Dipegang Pengacara Perceraian
a. Menjaga Kerahasiaan Rumah Tangga Klien
Perceraian menyangkut hal-hal pribadi yang sangat sensitif. Seorang pengacara tidak boleh menceritakan atau menyebarkan detail kehidupan rumah tangga klien kepada orang lain, bahkan setelah kasus selesai.
b. Tidak Memanfaatkan Kondisi Klien
Banyak klien yang dalam kondisi rapuh secara emosional saat bercerai. Pengacara tidak boleh memanfaatkan hal ini untuk mencari keuntungan berlebihan.
c. Memberikan Nasihat yang Objektif
Pengacara harus mampu memberikan saran yang realistis, meskipun terkadang pahit untuk didengar.
d. Menghormati Proses Hukum
Meski membela klien, pengacara tetap harus bekerja sesuai prosedur hukum, bukan dengan cara-cara yang melanggar aturan.
e. Netral dalam Mediasi
Jika pengacara juga bertindak sebagai mediator, ia harus netral, tidak memihak, dan mengutamakan penyelesaian damai.
—
5. Contoh Pelanggaran Etika Pengacara Perceraian
Untuk memberikan gambaran nyata, berikut beberapa pelanggaran etika yang sering terjadi:
Pengacara membocorkan rahasia rumah tangga klien ke pihak lawan.
Mengutip biaya tambahan yang tidak transparan.
Menjanjikan “pasti menang” untuk menarik klien.
Tidak hadir mendampingi sidang tanpa alasan jelas.
Menekan klien agar menerima kesepakatan yang merugikan.
Jika hal ini terjadi, klien berhak melaporkan pengacara ke organisasi advokat.
—
6. Hubungan Etika dengan Hak Asuh Anak dan Harta
Dalam kasus perceraian, isu hak asuh anak dan pembagian harta sering menjadi konflik utama. Etika pengacara sangat berperan di sini:
Dalam hak asuh anak, pengacara harus fokus pada kepentingan terbaik anak, bukan hanya keinginan orang tua.
Dalam pembagian harta, pengacara wajib memastikan pembagian dilakukan secara adil sesuai hukum, bukan memihak secara tidak wajar.
—
7. Mengapa Klien Harus Paham Haknya?
Banyak orang yang merasa “takut” dengan pengacara karena dianggap lebih tahu hukum. Padahal, memahami hak-hak sebagai klien sangat penting:
Agar tidak mudah dimanipulasi.
Agar bisa menilai apakah pengacara bekerja profesional.
Agar tahu kapan harus mengganti pengacara.
Dengan memahami hak, klien bisa menjadi lebih tenang dan percaya diri menghadapi proses perceraian.
—
8. Tips Memilih Pengacara Perceraian yang Beretika
1. Cek latar belakang dan reputasi – cari informasi tentang track record pengacara tersebut.
2. Perhatikan cara komunikasi – pengacara yang beretika akan sabar menjawab pertanyaan.
3. Minta kontrak tertulis – semua biaya dan kesepakatan harus jelas di awal.
4. Waspadai janji kemenangan – pengacara yang terlalu menjanjikan biasanya tidak realistis.
5. Dengarkan testimoni klien lain – pengalaman orang lain bisa jadi pertimbangan berharga.
—
9. Skenario Nyata: Hak Klien dalam Perceraian
Kasus 1: Rahasia Terbongkar
Seorang istri menceritakan kasus KDRT kepada pengacaranya. Ternyata, pengacara membocorkan informasi itu ke pihak keluarga besar. Ini jelas melanggar etika dan hak klien.
Kasus 2: Biaya Tidak Transparan
Seorang suami diberi tahu biaya perceraian Rp20 juta. Namun di tengah jalan, pengacara meminta tambahan Rp15 juta tanpa penjelasan jelas. Klien berhak menolak dan mengganti pengacara.
Kasus 3: Hak Asuh Anak
Dalam sengketa hak asuh, pengacara yang beretika akan menyarankan solusi terbaik bagi anak, meskipun mungkin berbeda dengan keinginan klien.
—
10. Langkah Jika Hak Klien Dilanggar
Jika merasa hak Anda dilanggar oleh pengacara, berikut langkah yang bisa diambil:
1. Bicara langsung kepada pengacara untuk klarifikasi.
2. Cabut surat kuasa dan ganti pengacara lain.
3. Laporkan ke organisasi advokat (PERADI, KAI, dll).
4. Ajukan gugatan ganti rugi jika ada kerugian besar yang ditimbulkan.
—
11. Sinergi antara Klien dan Pengacara
Etika bukan hanya tanggung jawab pengacara, tetapi juga harus didukung oleh sikap klien. Agar hubungan berjalan baik:
Klien harus jujur menceritakan semua fakta.
Klien harus kooperatif menyediakan dokumen.
Klien harus mematuhi aturan hukum yang disarankan pengacara.
Hubungan yang sehat antara klien dan pengacara akan membuat proses perceraian lebih lancar.
—
12. Penutup
Perceraian adalah perjalanan hukum yang penuh tantangan. Di dalamnya, pengacara bukan hanya sekadar pendamping hukum, tetapi juga pihak yang memegang tanggung jawab moral. Etika pengacara perceraian sangat menentukan bagaimana proses berjalan—apakah penuh keadilan dan penghormatan terhadap hak klien, atau justru menambah beban.
Sebagai klien, memahami hak-hak Anda adalah langkah penting. Anda berhak atas kerahasiaan, informasi jelas, biaya transparan, serta pendampingan profesional. Jika hak-hak ini dilanggar, jangan ragu untuk mengambil langkah hukum.
Perceraian seharusnya menjadi akhir yang bermartabat, bukan awal dari konflik baru. Dengan pengacara yang beretika dan klien yang paham haknya, proses perceraian dapat berjalan lebih adil, profesional, dan manusiawi.
Promosi: Garda Law Office
Jika Anda saat ini sedang berada di persimpangan jalan hidup dan membutuhkan pendamping hukum, ada baiknya mempercayakan langkah Anda pada pihak yang berpengalaman.
Garda Law Office (GLO) telah lebih dari 20 tahun mendampingi ribuan klien menghadapi kasus perceraian dan hukum lainnya. Dengan nilai utama: Peduli – Profesional – Best Result, GLO selalu menempatkan kebutuhan klien sebagai prioritas.
👉 Hubungi kami di 081-1816-0173 untuk mendapatkan pendampingan hukum yang penuh perhatian dan hasil terbaik.
